PLN Beraksi
Walau panas terik matahari
Berjuta kali PLN beraksi
Bagiku itu langkah pasti
Hari-hari esok adalah milik kita
PLN kebanggaan negara
Gegap gempita kami PLN
Yang selalu semangat 55
Marilah kawan mari kita nyanyikan
Sebuah lagu, lagu kemenangan..
Yel-yel bergema pertama kalinya di Gedung Parahyangan Pusdikajen saat kesemaptaan, yang menemani keseharian kami selama masa prajabatan. Tak terasa sudah setahun lamanya kami menjadi mantan siswa prajabatan PT PLN (Persero) Angkatan 49 (maaf, kata mantan sangat dilarang di blogku ini, haha).
Setahun yang Lalu
Bersama Teman-teman Pleton B1 |
Tiga hari pertama samapta kami dilatih fisik. Mungkin nggak terbayangkan setelah makan siang yang luar biasa banyak porsinya dan harus dihabiskan dalam waktu singkat serta aku yang ditertawakan teman di depanku karena cara makanku yang aneh dan amat sangat nyebelin karena bukannya bantu temannya yang belum habis makannya malah diam saja (Des, jangan curhat -_-) dikumpulkan di lapangan utama di saat terik-teriknya panas matahari. Kami disuruh untuk tiarap, merayap, berguling-guling, berkali-kali. Aku nggak akan nyeritain secara detail yang terjadi, dan tolong jangan dibayangin juga ya (apalagi saat makan), haha, pokoknya jangan.
Panas terik, debu berseliweran di muka, sikut tangan dan lutut yang penuh goresan luka karena tergesek saat merayap menjadi santapan siang kami saat itu. Tujuh hari berikutnya samapta tidak terasa terlalu berat. Kami tak lagi disuruh untuk berguling-guling ataupun merayap lagi di bawah matahari. Banyak kegiatan seru yang kami lakukan, seperti navigasi darat, simulasi tempur, mountenering, HTF, table manner, dan materi-materi lainnya (yang seringkali membuatku tak bisa menahan kantuk, haha).
Aku beruntung bisa bergabung dalam pleton B1. Semua anggota di pleton ini adalah anak teknik, ngga cewek maupun cowok semuanya anak teknik. Yang buat aku salut juga adalah cewek-ceweknya. Nggak bisa dibayangkan setiap makan pagi, siang, dan malam kami yang selalu dihadapkan dengan porsi nasi 2 kali dari biasanya, yang harus habis gimanapun caranya. Seringkali setiap aku bergabung dengan pleton lain, nasi 1 termos besar itu selalu tersisa, dan mau nggak mau nasi itu harus dibagi rata lagi dengan semua orang yang ada di meja itu padahal kondisi perut sudah amat kenyang. Namun beda halnya jika kami satu pleton duduk bersama di satu meja.
Aku inget banget saat dibagikan nasi itu, aku yang saat itu duduk paling ujung bisa nggak kebagian nasi. Padahal jatah nasi semua anak itu sama. Kalian tahu kenapa? Ya, nasi sebanyak itu sudah diambil banyak sama teman-temanku, padahal mayoritas yang duduk di meja itu adalah cewek. Jadi kebayang kan gimana porsi makannya teman-temanku, 3 kali lipat dari biasanya, haha. Makanya nggak heran kalau sehabis makan kami selalu mengelus-elus perut kami karena kekenyangan, haha, pleton B1 emang parah.
Dan lucunya, meski kami terkenal makan banyak, tapi kami amat kompak ketika mendengar materi, tidur. Kami paling nggak bisa yang namanya nahan ngantuk. Itu bisa satu baris saling mencubit dan memukul paha teman sebelah supaya bisa tetap melek mendengarkan materi. Apalagi aku yang duduknya selalu di depan (gara-gara nomor dadanya kecil sih), paaaliing nggak bisa nahan ngantuk walau udah dicubit sampe kayak gimanapun. Makanya kalau udah mulai serangan kantuk itu, aku paling sering dipukul keras oleh teman sebelahku. Saking kerasnya, bahkan sampai kedengeran sama pleton sebelahku, haha aku parah banget emang :D.
Sepuluh hari berlalu, dan diklat berikutnya adalah pengenalan perusahaan. Diklat ini semacam pengarahan untuk mengenalkan kepada calon pegawai apa itu PLN dan bagaimana proses bisnis di dalamnya. Kami (dari Pusdikajen) dibawa Udiklat Bogor sebagai tempat istirahat kami. Pengenalan perusahaan sendiri diselenggarakan di Auditorium PLN Kantor Pusat (untuk temen-temen Pusdikzi di Pusdiklat Ragunan). Jadi selama 4 hari kami harus bulak-balik Jakarta-Bogor, ya kebayang lah capeknya, apalagi kalau kena macetnya setiap kembali ke Udiklat. Selama diklat pengenalan perusahaan, kami sempat mengunjungi Museum Listrik dan Energi Baru di TMII (mentang" PLN ya jadi mainnya juga ke Museum Listrik, haha). Ketika melihat isi museumnya berasa kuliah lagi. Gimana enggak, segala alat peraga maupun panel informasi yang dipamerkan di museum ini semuanya berbau listrik dan renewable energy. Jadi bisa lah, inget-inget materi kuliah, haha.
Sebelum Berangkat ke Udiklat, di Kantor Pusat |
Acara Bakar-bakaran Malam Tahun Baru di Udiklat Semarang |
Banyak hal yang saya dapatkan selama di Semarang. Belajar tentang Pemeliharaan SUTT/SUTET, SCADA, Operasi Sistem, Sistem Proteksi, Grounding, dan segala materi mengenai Transmisi. Seperti kuliah lagi, mengulang pelajaran yang nyaris terlupakan, haha. Lucunya adalah, karena kami selalu berjalan kaki dari Udiklat PMI ke Udiklat Semarang dengan jarak yang lumayan jauh sekitar 1 km, belum lagi cuaca di Semarang yang panas sering membuat kami berkeringat dan kelelahan, sehingga nggak heran kalau setiap mendengar materi kami selalu ketiduran, apalagi aku, 10 menit instruktur mengajar aku sudah masuk ke alam mimpi, haha..
Satu bulan setengah aku habiskan waktu untuk belajar tentang Transmisi di Semarang. Dalam satu bulan itu aku menemukan teman baru, sahabat baru, kesenangan baru. Sering jadi bahan ledekan teman-teman sekamar, tukang tidur di kelas, ngecengin teman kamar sebelah gara-gara geer suka diliatin, bahkan jadi artis dadakan gara-gara pernah ngelakuin hal konyol di Pusdikajen yang berujung selalu ditunjuk untuk tampil, haha.
Bersama Manajer, Asman Opsis, dan Supervisor Fasop |
OJT-ku di bidang Operasi Sistem, dan aku pun bersyukur dapat mentor yang baik. Meski beliau sibuk dengan pekerjaannya, tapi beliau selalu menyempatkan waktu untuk membimbing kami, memberikan banyak informasi mengenai Sistem di Jawa Barat (yang berhubungan dengan bidang OJT-ku), bahkan nggak jarang kami suka "curhat" untuk hal-hal yang nggak berhubungan dengan kerjaan. Adalah Pak Haris, mentor kami yang juga menjabat sebagai PLT Asman Operasi Sistem yang suaranya kayak penyanyi rocker, tegas dan kalau kami presentasi suka ngegebrak meja, haha. Meski begitu beliau ini orangnya baik sekali. Juga Pak Efan, Supervisor di bidang Operasi Sistem, luar biasa jenius kalau boleh kubilang. Aku lebih sering konsultasi dengan Pak Efan mengenai Project Assignment (PA) dan STO yang sedang aku dan kelompokku buat.
Setelah hampir 3 bulan aku OJT di Bandung, aku harus kembali ke Udiklat Semarang untuk ujian. Ini adalah penentuan apakah PA dan STO kami layak untuk diluluskan atau harus mengulang kembali. Tahap ini juga menjadi akhir dari masa prajabatanku sebelum akhirnya kami ditempatkan di unit-unit PLN di seluruh Indonesia. Lucunya saat aku berada di Semarang, ketika semua teman-teman sibuk belajar mempersiapkan materi untuk presentasi esok hari, kelompokku malah asyik bercanda sambil menghabiskan cemilan di depan kami. Bukan karena nggak ingin serius belajar, cuma karena atmosfer selama OJT di Bandung masih terbawa sampai ke Semarang. Kelompokku emang paling koplak, haha :v.
Meski diawali dengan nggak serius, aku bersyukur kelompokku mendapatkan penghargaan sebagai kelompok PA terbaik. Padahal nggak pernah berharap juga, apalagi ngeliat keseriusan teman-temanku yang lain untuk presentasi, PA kami masih jauh dari mereka, tapi mungkin Tuhan masih berpihak pada kita, jadi kami kelompok koplak-lah yang dapat penghargaan itu, haha. Dan penghargaan ini kami persembahkan untuk kedua mentor kami yang luar biasa, dan tentunya untuk APB Jawa Barat ^_^.
Kelompok PA Terbaik Udiklat Semarang ^_^ |
19 Mei 2016, adalah hari pengangkatan angkatan kami (dan angkatan 50) sebagai seorang pegawai PLN. Bertempat di Auditorium PLN Kantor Pusat, kami dikukuhkan oleh Direktur Utama PLN, Pak Sofyan Basyir. Rasanya haru, buatku yang dulu berjuang untuk bisa masuk PLN, sempat gagal 2 kali, bahkan sampai bolos kerja demi bisa ikut tesnya, sempat sakit saat ikut tes, akhirnya terbayarkan. Bisa berada di antara orang-orang yang berhasil melewati ujian berat untuk bisa masuk PLN. Emang bener ya, ketika kita bersungguh-sungguh meminta pada Allah, maka Allah pun akan bersungguh-sungguh memberikannya, bahkan lebih indah dari yang kita bayangkan.
PLN 49 Distribusi Banten saat Kegiatan Pemasaran Keliling di Area Teluk Naga |
23 November 2015 - 23 November 2016
Trus selama diklat, ketemu calon suami ngak ??? adayang di lirik gitu hehehe
BalasHapusYang dilirik mah banyak, cuma yang mau itu lho, belum ada, wkwkwk..
HapusDiaminin aja deh, semoga ketemu, haha..
Ka, waktu di udiklat boleh dijenguk? Jadwal jenguknya kapan aja ya?
BalasHapusTerimakasih 😊
+Herlina Han, boleh kok dijenguk, hehe. Tapi cuma di hari Minggu aja boleh dijenguknya, biasanya mulai jam 10-11 sampe jam 3 sore, karena selama masa pendidikan kan kita belum boleh kemana", kecuali area sekitar udiklat (itu juga harus seizin pelatih/instruktur). Semoga infonya bisa membantu :)
Hapus